//. Pertemuan tanpa Sengaja
Dalam ketidak sengajaan waktu, ia menetaskan rumpun kisah di
sudut-sudutalinea.Tentang bertemunya sepasang bola mata dengan seelok rupa di
antara percakapan Alif dan harkatnya.
Aku melihatmu di kejauhan mata, tak terjamah
raga, kadang terhalang oleh tawa orang-orang, kadang kamu
menekuk wajah dari sorot matahari yang garang.
Tanpa kusadari, aku ingin melihatmu sekali
lagi, kuulangi berkali-kali. Serupa debur ombak menepuk karang, senyummu
mengalun indah melewati jantung terdalam.
Perpaduan dari ujung kening sampai sudut dagu
membuat wajahmu tercipta nyaris sempurna. Aku tidak akan mengatakan banyak hal
lagi tentang wajahmu, seribu kata tak kan cukup untuk menguakkan itu.
Pertemuan tanpa sengaja telah menarik jauh ke
dalam almanakku, membentuk sebuah peta sekepakatan,bahwa di dunia ini banyak
keindahan yang Tuhan ciptakan, salah satunya kamu.
Matahari semakin terkikis dari pelupuk mata,
malam akan segera tiba, aku pulang membawa sekelumit rasa, tentang sapa yang
tak sempat diucapkan, tentang tanya yang menggantung di halaman kepala.
Tidak pernah terlintas bahwa akan ada
pertemuan kedua dan seterusnya. Kepulanganku dipenuhi rancu, mengapa aku harus
melewatkan perkenalan denganmu?
Senyummu berhasil aku bawa, sebagai tanda aku pernah
melihatmu. Setidaknya ada yang bisa kuajukan kepada Tuhan, ketika bersimpuh di
peraduan.
Namun, perlahan tentangmumulai hilang bersama
senja yang setiap hari datang bagai pualam. Pertemuan yang menyisakan rasa
penasaran itu telah hanyut dan tenggelam oleh kesibukan.
Waktu berlalu, hari-hariku kedap. Tentangmu benar-benar
hilang tanpa jejak,tak ada di larik-larik puisi yang kutulis, juga di secangkir
kopi beraroma pasi.